Belum ke Sumedang jika belum ke Kampung
Tahu, sebuah warung nasi yang menyajikan berbagai keunikan, mulai dari
keragaman menu ala Sunda dan nusantara juga dengan cara sajian yang kerap masih
menggunakan alat alat makan tradisional. Semenjak berdiri di tahun 2011 Kampung
Tahu terus berbenah, tercatat sudah tiga kali melakukan renovasi sampai hari
ini, ujar Asep Nandang, Supervisor Kampung Tahu. Kami pun berbenah bukan hanya
secara fisik bangunan saja, namun manajemen, konsep serta ide marketing yang terus
digenjot sampai sekarang,” Andi Alvin menambahkan.
Kampung tahu sejak awal Februari tahun
2014 mulai menggunakan konsep menu parasmanan dengan menambahkan beberapa menu
andalan baru khas nusantara, seperti Sop Iga, Soto Bandung, Ayam Betutu, Ayam
Taliwang, Ayam Fillet, Iga Bakar, Rendang, Bistik, serta yang paling jadi
incaran pelanggan sekarang adalah sensasi Ayam Goreng Kremesnya yang diberi
nama Ayam Beungkeut.`Semenjak berbenah dengan konsep baru diakui Asep,
Kampung tahu mengalami peningkatan pendapatan (omzet) harian maupun bulanan. Mungkin
pelanggan sekarang banyak dihadapkan dengan pilihan menu yang beraneka ragam
setiap harinya, ini membuat pelanggan tidak bosan, kalaupun harus berkunjung
setiap hari. Total menu yang kami siapkan diatas 40 menu, ujar Andi Alvin, Keuangan
Kampung Tahu. Mengenai menu jagoan, Asep dan Andi kompak mengatakan menu paling
favorite disini adalah Sop Gurame, Gurame Bakar serta Iga Bakar. Tidak ketinggalan
juga yang ngetrend sekarang ya Ayam Beungkeut-nya, ujarnya menambahkan.
Asal
nama Kampung Tahu
Kampung Tahu yang merupakan bagian dari kelompok
Bisnis Cihogroup (Cinemaholic) adalah hasil inovasi kreatif dari sang pemilik
yang juga pengusaha muda Hendra Ciho bersama istrinya dr.Vivi Vherliant. Meski berlatar
pendidikan yang bertolak belakang, pemuda kreatif ini menyukai hal hal yang
berbau inovasi dan tidak segan untuk turun langsung sebagai Juru Masak dan
langsung melayani pelanggannya.
Menoleh ke belakang Asal Mula Kampung
Tahu, Berawal ketika sang owner, Hendra dipercaya menjadi EO dari sebuah
acara demo masak dan seminar bisnis kuliner di Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jakarta pada Januari - Juni 2011, karena sering menyimak paparan dari
narasumber acara, akhirnya ia tergerak dalam bisnis kuliner, Dengan dukungan
dari keluarga besar yang memang telah menjalankan bisnis kuliner sejak tahun
1960 semakin menambah keyakinan Hendra untuk menjalankan usaha Kuliner. Saat
itu modal hanya Rp.10 juta, dengan luas tanah 80 m2, namun seiring berkembangnya
usaha yang ia jalankan, kini berkembang menjadi ratusan juta dan luas lahan
bertambah menjadi 1246 m2.
Nama ‘Kampung Tahu’ sebenarnya bukan
hanya karena nama besar kota Sumedang yang terkenal dengan tahunya yang renyah,
namun kerena lokasi yang bertepatan dengan banyaknya sentra pabrik Tahu. Mayoritas
masyarakat daerah tempat warung nasi kami banyak berprofesi sebagai pengusaha tahu,
baik dari luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Lampung semua berasal dari
desa ini sehingga Pria kelahiran Bandung 9 April 1988 ini menamakan warung
nasinya dengan “Kampung Tahu”.
Manajemen Inovasi
Perusahaan tanpa inovasi bersiap menunggu
kehancuran, istilah tersebut rupanya tertanam di benak manajemen Kampung Tahu.
Kampung Tahu yang sudah menginjak usia ke 3 tahun terus menciptakan ide ide
marketing yang tidak jarang membuat dahi orang mengkerut. Salah satunya belum
lama ini, menggelar makan Rp.15.000 sepuasnya, Naik Delman Gratis ke Kampung
Tahu, Teropong Bintang, nonton layar tancep film jadul, live music dan yang
paling menarik dan banyak dikunjungi pelanggan adalah sensasi makan depan Api
Unggun setiap malam minggu. Kami mengklaim di Sumedang satu satunya warung nasi
yang menyuguhkan makan depan api unggun diatas tikar. Ujar Hendra. Selain itu
Kampung Tahu juga sering mengadakan Nobar, tayangan tayangan sepakbola, yang
dikelola langsung oleh komunitas penggemar Bola. Kampung Tahu memang membuka
pintu selebar-lebarnya kepada siapapun, seperti EO, Tim kretaif, komunitas dsb.
Untuk menggelar acara apapun di Kampung Tahu tanpa khawatir dipungut biaya,
luas warung kami memungkinkan untuk menampung kurang lebih sampai dengan 300
orang. Pada prinsipnya kami mempersilahkan siapapun untuk membuat acara dan mendatangkan
banyak orang, masa dari 100 orang yang datang tidak satu orang pun yang minimal
beli minuman lah, ujar Hendra berkilah. Warung kami pun pernah dibooking untuk
resepsi pernikahan dengan biaya booking sangat murah yakni Rp.2,5 juta. Kami menyebutnya
waktu itu kami sedang berpromosi, tapi dibayar pula. Tambah Asep. Kami pun
mengadakan agenda rutinan Forbis (Forum Bisnis), talkshow dan sharing seputar
bisnis dengan target audiens adalah para pemula yang mau mulai terjun ke
bisnis, bekerjasama dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Sumedang. Kebetulan
sang Owner, Hendra Ciho adalah Ketuanya. Acara ini gratis dan diadakan setiap
satu bulan sekali. Ujar Andi manambahkan.
Dengan luas kurang lebih 1000 m, Kampung Tahu
berbenah dengan menambah 9 unit lesehan baru, 30 meja bambu, yang bisa
digunakan untuk acara acara yang mampu menampung sampai dengan 300-400 orang. Seperti
gathering, rapat, arisan, ulangtahun, pernikahan, lepas sambut, dan ajang reuni.
Untuk harga menu, kami menyediakan paket dengan harga mulai Rp.7500/paket – Rp.17.500/paket.
Di tahun ini setelah membuka Mayasi, restoran
berkonsep Japan, Hendra memaparkan akan membuka cabang Kampung Tahu di bilangan
Jalan Mayor Abdurahman Sumedang dan Jatinangor, targetnya tahun ini, mudah
mudahan terwujud. Ujar Hendra menutup pembicaraan.
Untuk
Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi :
·
Alamat : Jl. Prabu Tadjimalela – Terusan Dano –
Kebon Kalapa (depan Waterboom Ranca
Goyang)
·
Twitter : @kampung_tahu
·
FB : Kampung Tahu
Terima kasih atas infonya gan. sangat bermanfaat
BalasHapuskunjungi juga blog saya ya gan
Info hotel dan destinasi tempat wisata